Setiap manusia memiliki kemampuan, bakat, fisik, emosional, intelektual, dan spiritual yang berbeda-beda. Ada orang yang intelektualnya tidak diragukan lagi tapi dalam sisi emosional rendah atau tidak stabil. Ada pula orang yang emosionalnya sangat terkendali tapi dalam sisi intelektualnya kurang atau cukup rendah. Ada pula orang yang menonjol dalam sisi spiritualnya. Seperti itulah manusia yang diciptakan oleh Allah. Banyak perbedaan dalam diri masing-masing individu.
Perilaku setiap manusia dalam kehidupan sehari-hari mencerminkan potensi yang dimilikinya. Dalam perilaku-perilaku tersebut kadang muncul atau terlihat potensi-potensi tersembunyi. Ada orang dengan wajah yang garang, seram dan nampak menakutkan tapi hatinya lembut bagai salju. Ada pula orang yang kecil, tampak lemah tak berdaya, berwajah lugu tapi mempunyai hati yang bergejolak dan penuh dendam.
Sama seperti cinta. Banyak corak cinta dalam hati setiap individu. Ada seorang laki-laki yang jika jatuh cinta atau sedang “gandrung” dengan seorang wanita, ia akan merasa harus bisa menguasai, memegang kedali dan memonopoli wanita itu secara lahir dan batin. Ia tidak memperbolehkan wanita itu memiliki perhatian, bergaul, atau dekat dengan laki-laki lain. Laki-laki seperti ini sangat pencemburu, dan jika ia gagal “memiliki” wanita yang dicintainya secara total, maka ia akan “menghancurkan” sang kekasih hati dari pada ia dimiliki oleh laki-laki lain.
Namun di sisi lain ada juga seorang laki-laki yang sangat pengertian, sangat memahami dengan kondisi sang kekasih, sangat memaklumi dan sangat menerima segala kekurangan yang dimiliki oleh wanita yang dicintainya itu. Laki-laki seperti ini tidak bermaksud untuk “menguasai” ataupun harus “memiliki”. Tapi justru ia ingin memberi kepada sang kekasih apa yang menjadi keinginannya dan apa yang dapat membuatnya tersenyum bahagia.
Seorang laki-laki yang seperti ini akan sangat berbahagia jika dapat membuat kekasihnya tersenyum gembira, meski ia harus menderita untuk semua itu. Nah...cinta itu ada di dalam hati. Hadist Rasulullah SAW menyebutkan bahwa dalam hati setiap manusia terdapah qalbu (hati) yang akan menentukan kualitas siempunya hati. Jika qalbu atau hatinya baik maka seluruh ekspresi dan perilakunya akan baik. Namun sebaliknya jika qalbu atau hatinya itu buruk maka buruk pula ekspresi dan tingkah laku orang itu.
Ada pepatah yang sudah populer dan dikenal oleh banyak orang; “dalamnya laut bisa diduga atau diukur, dalamnya hati siapa yang tahu?” Isi hati manusia sangatlah banyak dan beragam macamnya. Salah satu diantaranya adalah cinta. Dapat dipastikan dan tak terelakkan lagi bahwa tak ada seorang pun yang dapat memberikan keterangan secara obyektif tentang isi sebuah hati. Karena setiap manusia bersifat subyektif. Dan dapat dipastikan pula bahwa keterangan yang paling obyektif tentang isi hati manusia hanya yang berasal dari sang Pencipta hati itu sendiri, yaitu Allah
0 comments:
Post a Comment