Akhir-akhir ini ada yang tampak berbeda dengan pemandangan tiap-tiap kota di Indonesia. Baik itu dari bagian paling barat sampe bagian Indonesia paling timur. Tampak pemandangan yang tak biasanya di tahun 2009 ini. Di berbagai sudut-sudut kota ada “hiasan-hiasan” baru yang sangat menyita perhatian seluruh mata pengguna jalan. Disetiap pelosok-pelosok kampung pun tak kalah meriah dengan “umbul-umbul” yang berwana-warni. Di sisi kanan kiri jalan-jalan protokol kota pun digunakan sebagai ajang “pamer”. Banyak muncul slogan-slogan baru terpampang jelas. Papan reklame yang biasanya terpajang iklan pun sebagian berubah menjadi ajang perkenalan diri dan promosi diri. Ya...suasana berbeda itulah suasana menjelang pemilu legislatif yang kurang lebih satu bulan lagi dilaksanakan.
Pemilihan calon-calon wakil rakyat inilah awal dari pesta demokrasi negeri ini sebelum pemilihan presiden. Hal inilah yang tampak berbeda di tahun 2009 ini. Bahkan akhir-akhir ini begitu tampak jelas suasana menjelang pesta demokrasi itu. Para Caleg-Caleg yang mulai berkoar-koar dengan memperkenalkan diri dengan berbagai metode. Baik itu dengan mamasang spanduk, baliho, bahkan penyuluhan-penyuluhan ketingkat RT.
Bendera-bendera partai bertebaran dipenjuru kota bahkan di pelosok-pelosok kampung. Bermacam-macam warnanya seperti lagu balonku. Merah, kuning, hijau, biru, pokoknya macem-macem deh. Bendera-bendera itu tampak “akur-akur” saja “berdampingan” diberbagai sudut kota. Merah disandingkan dengan si biru pun tak ada masalah. Itu hanya benderanya saja. Tapi bagaimanakah sosok dibalik bendera itu??? Yah...begitulah.
Dengan bertebarannya atribut-atribut parpol atau kampanye di segala penjuru, secara jelas merusak pemandangan kota. Bagaimana tidak, hampir sisi kanan kiri jalan penuh dengan bendera-bendera yang dipasang tak jelas posisi dan tempatnya. Poster-poster yang bebas ditempel dimana saja. Spanduk-spanduk terpasang diberbagai tempat. Semua itu membuat suasana kota yang padat semakin semrawut. Coba lihat dan rasakan saja jika melewati jalan-jalan yang penuh dengan “hiasan-hiasan” itu. Risih dan tak sedap dipandang mata pasti.
Tapi itulah penyambutan untuk sebuah pesta demokrasi negeri ini. Mau tak mau ya seperti itu memang ada. Walau itu tampak semrawut dan tampak tak sedap dipandang, hal itu tak bisa dipungkiri. Yah..selamat menikmati “hiasan-hiasan” yang jarang-jarang ada itu. Yang akan sering tampak di tahun 2009 ini dan yang akan “menghiasi” disetiap sudut-sudut kota.
0 comments:
Post a Comment